Pekerjaan Social Media specialist, Begini Cara Kerjanya


Spesialis media sosial barangkali masih menjadi pekerjaan yang masih asing di telinga. Sepuluh tahun yang lalu, kita bahkan belum pernah mendengarnya. Kini hampir setiap perusahaan dengan brand ternama atau agensi iklan membutuhkan seorang spesialis media sosial.

Profesi ini memang baru populer sekitar 2010 hingga 2011-an. Meskipun sebelum itu, pemanfaatan Twitter dan Facebook untuk brand activity sudah banyak, ungkap Agnes Marlita yang menjadi konsultan branding sosial media sejak 2009.

Sebuah brand, jelas dia, selalu membutuhkan aktivitas untuk tetap eksis. Media sosial menawarkan secara gratis untuk dimanfaatkan brand sebagai tempat tumbuh dan berkegiatan. Media sosial itu banyak digunakan orang. Aksesnya cepat dan responsnya langsung. Yang dibutuhkan tinggal cara mengelolanya agar mencuri perhatian massa di dunia maya tersebut.

Nah, inilah tugas seorang social media specialist. Mereka dituntut kreatif dan selalu update untuk bisa masuk dan mencuri perhatian. Tanggung jawabnya meliputi membuat campaign hingga running harian, imbuh founder Dinergy, Social Media Personal Branding & Public Speaking, itu.

Agnes menerangkan bahwa di perusahaan yang serius menggarap sektor media sosial, seorang social media specialist tidak bekerja sendirian. Biasanya, mereka tergabung dalam suatu divisi. Kami merancang strategi dan siapa eksekutornya. Ada desain grafis, creative content writer, admin, macam-macam. Istilahnya, kami ini tim kreatifnya, ungkapnya.

Untuk tren 2015, menurut Agnes, sedang disukai konten-konten kreatif visual. Gambar grafis, foto, hingga video akan disambar netizen.

Bekerja di bidang media sosial menuntut Agnes untuk selalu update tentang segala hal yang sedang terjadi di jagat media sosial sehari-hari. Terlebih, update di media sosial sangat cepat, gampang dibakar, tapi mudah pula padam. Jadi, kalau ketinggalan sedikit, kita nggak bisa ikut masuk dalam tren.

Proses kreatifnya, otomatis, harus makin cepat, jelasnya. Meski terlihat sepele karena berada di ranah media sosial, sebenarnya strategi yang dilempar selalu direncanakan dengan matang, terukur, dan teranalisis. Hasilnya pun cepat. Jika program TV menunggu hasil rating keluar, respons kampanye di media sosial bisa terlihat langsung. Itu yang justru membikin dag-dig-dug.

Apakah kampanye di media sosial bisa menekan bujet jika dibandingkan dengan membuatnya di media lain? Jawabannya belum tentu. Untuk personal branding, media sosial memang bisa sangat murah.

Tapi, untuk yang lain, bergantung bagaimana kampanye yang ingin dilakukan. Misalnya, kita harus membayar buzzer seperti kampanye politik yang ramai tahun lalu. Itu tidak murah, jelas alumnus Universitas Trisakti tersebut.

Yang jelas, dalam pekerjaan itu, mau tidak mau, seorang social media specialist juga menceburkan diri ke dunia maya hampir 24 jam. Dia harus selalu update dan membuka wawasan seluas-luasnya sehingga tidak terbatas pada satu bidang interest saja.

Kemampuan menulis yang catchy mutlak dibutuhkan. Sama dengan membuat headline. Kita sedang membuat orang penasaran untuk mengikuti kita, kata perempuan yang sekarang juga menjadi trainer personal branding social media tersebut.

Sumber Jawa Pos atau yang asli  klik di sini.
Gambar : Ilustrasi

Artikel terkait :
Informasi Kerjasama
Hubungi lewat email dotsemarang@gmail.com
Atau klik DI SINI untuk detail lebih lengkap

Comments

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Parkir di DP Mall Kini Hanya Melayani Pembayaran Non Tunai

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?